Sabtu, 27 Februari 2010

Penanganan Terorisme di Indonesia Lebih Baik dari A


JAKARTA--MI: Penanganan terorisme di Indonesia berikut dampaknya dinilai lebih baik dibandingkan dengan negara lain, termasuk Amerika Serikat sekali pun.

"Indonesia lebih baik dalam me-manage (menangani) terorisme dan dampak-dampaknya ketimbang negara lain, termasuk Amerika sekalipun," kata Direktur Internasional Crisis Group (DICG) Sidney Jones di sela Diskusi Kerja Mencegah Terorisme dengan Membangun Kepedulian dan Rasa Kemanusiaan di Jakarta, Sabtu (27/2).

Diskusi tersebut diselenggarakan oleh Asosiasi Korban Bom Terorisme di Indonesia (Askobi) bekerja sama dengan Global Survivor Network (GSN), sebuah organisasi yang mewadahi korban bom terorisme di seluruh dunia.

Menurut Sidney, Indonesia mampu mengadili para pelaku terorisme yang ditangkap setelah peristiwa bom dalam 10 tahun terakhir secara terbuka di depan pengadilan, sehingga siapa pun bisa mengakses dan mengetahui secara detil.

"Sedangkan di Amerika, tertutup. Bahkan di Guantanamo sampai saat ini masih ada korban penangkapan akibat terorisme, sudah enam tahun di sana tanpa diadili," katanya.

Oleh karena itu, tegasnya, penanganan terorisme di Indonesia yang lebih soft (baik) ini diyakini secara bertahap akan mampu menekan gejala terorisme di Indonesia. "Selain memang dalam beberapa tahun terakhir ini tidak ada lagi konflik horizontal bagi suburnya rekrutmen terorisme seperti konflik Ambon dan Poso," katanya.

Ditanya tentang dugaan latihan terorisme di Aceh menyusul penangkapan oleh polisi seusai menggerebek sebuah kamp latihan militer di Aceh Besar beberapa waktu lalu, Sidney belum berani menyimpulkan apakah hal itu termasuk gejala terorisme atau bukan.

Tidak ada komentar: